Kami
dari DIII Usaha perjalanan wisata Universitas Jember juga melakukan kunjungan dan pelatihan
pengelolaan destinasi wisata ke Kampung Coklat selain di Desa Wisata
Karangsono. Kampung Coklat merupakan salah satu destinasi wisata yang berbasis wisata
edukasi.
Kampung
coklat berada di wilayah Kabupaten Blitar, tepatnya di Jl. Banteng Blorok 18
Desa Plosorejo Kademangan Blitar. Untuk anda yang berangkat dari Kota Blitar,
membutuhkan waktu sekitar 15 – 20 menit dan sekitar 45 menit dari posisi kami
berangkat dari lokasi kunjungan sebelumnya (Desa Wisata Karangsono/wisata
agropolitan kusomo ) dalam ulasan sebelumnya untuk mencapai lokasi ini dengan
menggunakan rute ke arah pantai tambak rejo melalui Kademangan. Salah satu
wisata edukasi yang kami datangi adalah Kampung Coklat Blitar. Kami sampai di
area Kampung Coklat sekitar pukul 14.00. dari informasi yang beredar Kampung
Coklat berawal dari Flu Burung saat peternakan ayam petelur milik Bapak Kholid
Mustofa (Pimpinan Kampung Coklat) mengalami kerugian besar akibat terjangkit
virus Flu Burung pada tahun 2004. Maka dari situlah mencari solusi dan
alternatif usaha lain hingga ada inisiatif kakao. Terinspirasi Kebun Kakao seluas 750m2 milik
keluarga yang sudah ditanami Kakao sejak tahun 2000 menjadi inspirasi awal.
Ketiadaan pekerjaan dan tuntutan ekonomi mengantar Bapak Kholid Mustofa lebih
fokus di kebun kakau tersebut.
Tiket Masuk |
Dan dari sana lah insipiraai pembangunan wilayah
edukasi perkebunan dalam hal ini kakao, dan hingga sekarang meramabah ke dunia
pariwisata ( wisata edukasi kakao/ coklat ). Kampung Coklat merupakan kawasan
wisata edukasi kakao yang didalamnya setelah kita masuk kita akan disuguhkan
dan diajak untuk mengasah otak serta melihat proses bagaimana awal pembibitan
kakao, penanaman, peeawatan hingga besar dan berbuah serta dimanafaat kan untuk
dijadikan sebagai bahan baku pembuatan coklat dan pada akhirnya menghasilkan
coklat yang banyak digemari semua kalangan masyarakat. Sesampainya
kami di kawasan Kampung Coklat, kami beserta rombongan setelah turun dari Bus
kami langsung masuk ke area lobby. Melangkah dari teras hingga lorong sudah
tercium aroma khas kakao / coklat hal tersebut sebagai indentitas dari tempat
tersebut. Tiket masuk kawasan wisata Edukasi Kampung Coklat cukup terjangkau bahkan
sangat terjangkau dengan apa yang akan kita peroleh di dalam kawasan kampung
coklat yaitu sebesar Rp. 5000,- per orang.
Area Pembibitan |
Di kawasan Kampung Coklat juga terdapat
guide yang akan mengarahkan dan memberi informasi mengenai Kampung Coklat dan
seisinya. kegiatan pertama adalah kami diajak
untuk mengetahui pohon kakao dan contoh buah kakao yang sudah siap panen serta
bagaimana kita membuka kulit buah yang sangat tebal. Setelah itu beranjak ke
area pembibitan akan tetapi langkah kami terhenti karena hujan turun deras
sedangkan posisi area pembibitan berada di area yang dinaungi paranet. Jadi, langkah
kami dialihkan ke area outlet makanan dan minuman yang ada di dalam kawasan
Kampung Coklat. Outlet tersebut menyediakan berbagai macam makanan dan minuman yang
berbahan dasar / berbahan campuran coklat, misal sate buah coklat dan es coklat
yang sempat disuguhkan kepada kami sambil menunggu hujan agak reda untuk menuju
area pembibitan, tersedia menu lainnya
antara lain mie coklat, susu coklat panas dll.Selain fasilitas outlet
yang menjual minuman berbahan dasar coklat, anda juga bisa menikmati refleksi
ikan pada sebuah kolam yang disediakan. Setelah hujan agak reda kami berlanjut ke
area pembibitan, guide menjelaskan bagaimana cara menanam biji kakao, cara
peletakan biji, pemilihan tanah, jarak letak penanaman dan perawatannya hingga
panen. Setelah selesai di area pembibitan kami beranjak ke ruangan cooking
class. Diruangan ini kami juga bisa melihat bagaimana proses pengolahan dari biji kakao menjadi coklat siap pasar di seberang kaca, serta mengetahui jenis coklat / bubuk coklat,
diarea cooking class kami juga berkesempatan menghias coklat yang pada
akhirnya bisa kami bawa pulang. Setelah melakukan cooking class kami
berlajut ke area pertemuan yang melibatkan pengelola Kampung Coklat, hal yang
menarik terjadi kami melakukan sesi tanya jawab / sharing bukan di hall atau
ruangan yg formal melainkan kami di bawa ketengah kolam yang dihubungkan dengan
jembatan yang biasanya digunakan untuk berfoto. Hal tersebut tidak dilewatkan
oleh kami begitu saja sembari menunggu dimulainya acara sharing kami masih
asyik dengan kebiasaan narsis yaitu berfoto ria bersama kawan mahsiswa bahkan
dosen sekali pun.
Di Kampung Coklat sendiri penerapan sejak awal yakni
terlihat dari pembangunannya yang bertahap dari tahun ke tahun, tidak langsung
membangung kawasan yang 100% jadi karena akan mengurangi kedatangan wisatawan
karena tidak ada perubahn dari waktu ke waktu, awal berkunjung dengan kunjungan
kedua tidak ada perubahan maka akan membuat wisatawan bosan untuk datang
kembali. Hal terbalik dilakukan oleh Kampung Coklat, pembangunan dilakukan
bertahap, hal itu dilakukan untuk membuat wisatawan tidak bosan datang berulang
kali karena adanya perubahan suasana setiap waktunya. Pembangunan kawasan yang
bertahap diyakini sukses dilakukan Kampung Coklat tercatat pengunjung terbanyak
dalam seharinya pernah terjadi di waktu pergantian tahun tepatnya tanggal 1 Januari
2017 yang lalu hingga mencapai 30.000 pengunjung. Perkebangan wisata
berkelanjutan di Kampung Coklat juga ditunjang dengan dibangunya hall, guest house, arena bermain anak,
kompleks outlet makanan serta Kampung Coklat telah berkontribusi banyak bagi masyarakat sekitar dengan menambah serta
membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar. Tercatat bahwa pegawai
dari kawasan wisata edukasi Kampung Coklat sebagian besar adalah masyarakat
sekitar. Sebagai kawasan wisata edukasi terdapat beberapa paket wisata edukasi dimana
masyarakat bisa belajar mulai pembibitan biji cokelat hingga diskusi pengolahan
pascaproduksi sehingga bisa menjadi bisnis yang cukup menggiurkan. “Misi kami sebenarnya
memperkenalkan cokelat yang benar-benar alami, yang dark di mana cokelat
sejenis itu belum terbiasa di lidah orang Indonesia, padahal itu yang paling
sehat,” tambah Akhsin Al Fata selaku pengelola Kampung Coklat. “Setiap dua hari sekali akan ada pertukaran budaya dari
turis mancanegara yang belajar produksi biji kakao di sini.”
Kampung Coklat selain sebagai kawasan wisata edukasi juga merupakan
Pabrik Coklat yang hasil produksinya dijual di gallery yang dimiliki dan ada pula
yang di kirim keluar dari area Kampung Coklat bahkan hingga ke luar kota.
Chocolate Gallery |
Sebelum pulang kami mampir ke gerai yang menjual
aneka olahan coklat seperti brownies coklat, permen coklat hingga jual bubuk
coklat yang digunakan pada minuman dan ice cream. Bubuk coklat ini sama dengan
yang digunakan pada outlet-outlet mini yang ada dalam area wisata Kampung
Coklat. Kami beserta rombongan masih menyempatkan diri untuk berbelanja
oleh-oleh dari Kampung Coklat dan tak lupa kami mengabadikan momen kami di
Kampung Coklat.