Selasa, 28 Maret 2017

Kampung Coklat, Wisata Edukasi Bertema Coklat - Blitar


Kami dari DIII Usaha perjalanan wisata Universitas Jember  juga melakukan kunjungan dan pelatihan pengelolaan destinasi wisata ke Kampung Coklat selain di Desa Wisata Karangsono. Kampung Coklat merupakan salah satu destinasi wisata yang berbasis wisata edukasi. 

Kampung coklat berada di wilayah Kabupaten Blitar, tepatnya di Jl. Banteng Blorok 18 Desa Plosorejo Kademangan Blitar. Untuk anda yang berangkat dari Kota Blitar, membutuhkan waktu sekitar 15 – 20 menit dan sekitar 45 menit dari posisi kami berangkat dari lokasi kunjungan sebelumnya (Desa Wisata Karangsono/wisata agropolitan kusomo ) dalam ulasan sebelumnya untuk mencapai lokasi ini dengan menggunakan rute ke arah pantai tambak rejo melalui Kademangan. Salah satu wisata edukasi yang kami datangi adalah Kampung Coklat Blitar. Kami sampai di area Kampung Coklat sekitar pukul 14.00. dari informasi yang beredar Kampung Coklat berawal dari Flu Burung saat peternakan ayam petelur milik Bapak Kholid Mustofa (Pimpinan Kampung Coklat) mengalami kerugian besar akibat terjangkit virus Flu Burung pada tahun 2004. Maka dari situlah mencari solusi dan alternatif usaha lain hingga ada inisiatif kakao. Terinspirasi  Kebun Kakao seluas 750m2 milik keluarga yang sudah ditanami Kakao sejak tahun 2000 menjadi inspirasi awal. Ketiadaan pekerjaan dan tuntutan ekonomi mengantar Bapak Kholid Mustofa lebih fokus di kebun kakau tersebut. 

Tiket Masuk
Dan dari sana lah insipiraai pembangunan wilayah edukasi perkebunan dalam hal ini kakao, dan hingga sekarang meramabah ke dunia pariwisata ( wisata edukasi kakao/ coklat ). Kampung Coklat merupakan kawasan wisata edukasi kakao yang didalamnya setelah kita masuk kita akan disuguhkan dan diajak untuk mengasah otak serta melihat proses bagaimana awal pembibitan kakao, penanaman, peeawatan hingga besar dan berbuah serta dimanafaat kan untuk dijadikan sebagai bahan baku pembuatan coklat dan pada akhirnya menghasilkan coklat yang banyak digemari semua kalangan masyarakat. Sesampainya kami di kawasan Kampung Coklat, kami beserta rombongan setelah turun dari Bus kami langsung masuk ke area lobby. Melangkah dari teras hingga lorong sudah tercium aroma khas kakao / coklat hal tersebut sebagai indentitas dari tempat tersebut. Tiket masuk kawasan wisata Edukasi Kampung Coklat cukup terjangkau bahkan sangat terjangkau dengan apa yang akan kita peroleh di dalam kawasan kampung coklat yaitu sebesar Rp. 5000,- per orang. 

Area Pembibitan
Di kawasan Kampung Coklat juga terdapat guide yang akan mengarahkan dan memberi informasi mengenai Kampung Coklat dan seisinya. kegiatan pertama adalah kami diajak untuk mengetahui pohon kakao dan contoh buah kakao yang sudah siap panen serta bagaimana kita membuka kulit buah yang sangat tebal. Setelah itu beranjak ke area pembibitan akan tetapi langkah kami terhenti karena hujan turun deras sedangkan posisi area pembibitan berada di area yang dinaungi paranet. Jadi, langkah kami dialihkan ke area outlet makanan dan minuman yang ada di dalam kawasan Kampung Coklat. Outlet tersebut menyediakan berbagai macam makanan dan minuman yang berbahan dasar / berbahan campuran coklat, misal sate buah coklat dan es coklat yang sempat disuguhkan kepada kami sambil menunggu hujan agak reda untuk menuju area pembibitan, tersedia menu lainnya  antara lain mie coklat, susu coklat panas dll.Selain fasilitas outlet yang menjual minuman berbahan dasar coklat, anda juga bisa menikmati refleksi ikan pada sebuah kolam yang disediakan. Setelah hujan agak reda kami berlanjut ke area pembibitan, guide menjelaskan bagaimana cara menanam biji kakao, cara peletakan biji, pemilihan tanah, jarak letak penanaman dan perawatannya hingga panen. Setelah selesai di area pembibitan kami beranjak ke ruangan cooking class. Diruangan ini kami juga bisa melihat bagaimana proses pengolahan dari biji kakao menjadi coklat siap pasar di seberang kaca, serta mengetahui jenis coklat / bubuk coklat, diarea cooking class kami juga berkesempatan  menghias coklat yang pada akhirnya bisa kami bawa pulang. Setelah melakukan cooking class kami berlajut ke area pertemuan yang melibatkan pengelola Kampung Coklat, hal yang menarik terjadi kami melakukan sesi tanya jawab / sharing bukan di hall atau ruangan yg formal melainkan kami di bawa ketengah kolam yang dihubungkan dengan jembatan yang biasanya digunakan untuk berfoto. Hal tersebut tidak dilewatkan oleh kami begitu saja sembari menunggu dimulainya acara sharing kami masih asyik dengan kebiasaan narsis yaitu berfoto ria bersama kawan mahsiswa bahkan dosen sekali pun.

Produk Kampung Coklat
Di Kampung Coklat sendiri penerapan sejak awal yakni terlihat dari pembangunannya yang bertahap dari tahun ke tahun, tidak langsung membangung kawasan yang 100% jadi karena akan mengurangi kedatangan wisatawan karena tidak ada perubahn dari waktu ke waktu, awal berkunjung dengan kunjungan kedua tidak ada perubahan maka akan membuat wisatawan bosan untuk datang kembali. Hal terbalik dilakukan oleh Kampung Coklat, pembangunan dilakukan bertahap, hal itu dilakukan untuk membuat wisatawan tidak bosan datang berulang kali karena adanya perubahan suasana setiap waktunya. Pembangunan kawasan yang bertahap diyakini sukses dilakukan Kampung Coklat tercatat pengunjung terbanyak dalam seharinya pernah terjadi di waktu pergantian tahun tepatnya tanggal 1 Januari 2017 yang lalu hingga mencapai 30.000 pengunjung. Perkebangan wisata berkelanjutan di Kampung Coklat juga ditunjang dengan dibangunya hall, guest house, arena bermain anak, kompleks outlet makanan serta Kampung Coklat telah berkontribusi banyak bagi masyarakat sekitar dengan menambah serta membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar. Tercatat bahwa pegawai dari kawasan wisata edukasi Kampung Coklat sebagian besar adalah masyarakat sekitar. Sebagai kawasan wisata edukasi terdapat beberapa paket wisata edukasi dimana masyarakat bisa belajar mulai pembibitan biji cokelat hingga diskusi pengolahan pascaproduksi sehingga bisa menjadi bisnis yang cukup menggiurkan. “Misi kami sebenarnya memperkenalkan cokelat yang benar-benar alami, yang dark di mana cokelat sejenis itu belum terbiasa di lidah orang Indonesia, padahal itu yang paling sehat,” tambah Akhsin Al Fata selaku pengelola Kampung Coklat. “Setiap dua hari sekali akan ada pertukaran budaya dari turis mancanegara yang belajar produksi biji kakao di sini.”

Kampung Coklat selain sebagai kawasan wisata edukasi juga merupakan Pabrik Coklat yang hasil produksinya dijual di gallery yang dimiliki dan ada pula yang di kirim keluar dari area Kampung Coklat bahkan hingga ke luar kota.

Chocolate Gallery

Sebelum pulang kami mampir ke gerai yang menjual aneka olahan coklat seperti brownies coklat, permen coklat hingga jual bubuk coklat yang digunakan pada minuman dan ice cream. Bubuk coklat ini sama dengan yang digunakan pada outlet-outlet mini yang ada dalam area wisata Kampung Coklat. Kami beserta rombongan masih menyempatkan diri untuk berbelanja oleh-oleh dari Kampung Coklat dan tak lupa kami mengabadikan momen kami di Kampung Coklat.





Kampung Coklat, Wisata Edukasi Bertema Coklat - Blitar

Kami dari DIII Usaha perjalanan wisata Universitas Jember   juga melakukan kunjungan dan pelatihan pengelolaan destinasi wisata ke...